Rabu, 30 Agustus 2017

Nabi Ibrahim

Bulan Dzulhijjah dalam penanggalan kalender Islam selalu identik dengan perintah untuk melakukan ibadah Haji dan berkurban. Untuk itu, pengajian rutin Universitas Airlangga yang dilangsungkan di Aula Dharmawangsa Rumah Sakit Pendidikan (RSP) UNAIR pada Kamis (24/8), mengusung tema seuputar ibadah kurban ditinjau dari tiga agama besar di dunia.
Hadir sebagai pengisi adalah Ustaz Moch. Ali, S.S., MA.Min., yang juga merupakan doses Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UNAIR. Pengajian rutin yang pertama kali digelar di RSP UNAIR tersebut dihadiri puluhan civitas akademika UNAIR. Dihadapan para hadirin, Ali mengatakan bahwa perintah untuk berkurban sejatinya juga tercantum dalam kitab-kitab agama terdahulu.
“Ibrahim sebagai tokoh sentral dalam ibadah kurban tidak hanya tercantum dalam Kitab Alquran saja. Dalam kitab perjanjian baru dan lama juga disebutkan,” papar Ali membuka ceramah.
Meski kisah mengenai ibadah kurban selalu disampaikan saat kutbah Salat Idul Adha, kali ini Ali lebih menekankan untuk mengajak para jamaah yang hadir lebih meneladani kisah Nabi Ibrahim dibalik perintah berkurban. Baginya, kisah perjalanan Nabi Ibrahim mulai dihukum bakar oleh Namrud hingga ujian untuk menyembelih putra tercintanya yakni Nabi Ismail merupakan kisah besar yang memiliki banyak nilai untuk diteladani.
“Kita tahu doa Nabi Ibrahim dalam memohon agar dikaruniai anak soleh itu selama bertahun-tahun. Ini sangat lama. Dari hal ini ada teladan yang luar biasa, yakni saat kita memohon kepada Allah SWT. harus diiringi kekuatan sabar,” paparnya.
Selanjutnya, Ali kembali menegaskan mengenai kisah Nabi Ibrahim yang perlu menjadi teladan bagi kehidupan sekarang. Proses diskusi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail saat menerima perintah Allah SWT. untuk disembelih merupakan hal besar yang penuh pelajaran. Bagi Ali, Ismail adalah bentuk simbol cinta manusia kepada selain Allah SWT.
“Inilah yang menjadi drama dari Allah SWT. kepada Nabi Ibrahim bahwa yang seharusnya dicintai hanyalah Dia Allah Zdat yang Maha Pencipta,” jelas Ali.
Tidak hanya itu, dalam kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tersebut juga dijelaskan bahwa kepasrahan pada Allah SWT. pada ujungnya akan berbuah kebahagiaan.  Ali juga mengungkapkan bahwa hal-hal yang dicintai oleh mahluk selain Allah itulah yang kerap menjadi bentuk ujian dari-Nya.
“Pemasrahan sepenuhnya pada Allah SWT. inilah yang dilakukan dua mahluk Allah yang mulia tersebut. Demikian bentuk ujian yang diberikan kepada Ibrahim. Kecintaan terhadap apa yang paling dicintai Ibrahim adalah yang diuji,” papar Ali mengakhiri ceramah.
Mengenai tinjauan kurban dari kitab agama lain, Ali mengatakan bahwa perintah berkurban juga masih dilakukan oleh umat Yahudi, hanya saja ibadah tersebut dilakukan dengan bentuk dan waktu yang berbeda. Selain itu, Ali juga mengatakan bahwa keterkaitan sosok Nabi Ibrahim dalam tiga agama besar di dunia menjadi bukti bahwa Nabi Ibrahim adalah manusia yang mempunyai peranan besar dan teladan yang sangat agung.

Daftar Fakultas di Universitas Airlangga :
  1. Fakultas Kedokteran
  2. Fakultas Kedokteran Gigi
  3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  4. Fakultas Hukum
  5. Fakultas Psikologi
  6. Fakultas Farmasi
  7. Fakultas Ilmu Budaya
  8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
  9. Fakultas Kesehatan Masyarakat
  10. Fakultas Sains dan Teknologi
  11. Fakultas Perikanan dan Kelautan
  12. Fakultas Kedokteran Hewan
  13. Fakultas Keperawatan
  14. Fakultas Vokasi
  15. Sekolah Pasca Sarjana



Cari juga bahan risetmu di sini

Diplomasi Ekonomi

Indonesia perlu memperkuat diplomasi ekonomi dalam forum 20 negara-negara dengan ekonomi terkuat, G-20. Pasalnya, selama ini Indonesia dianggap memiliki inisiatif yang bagus namun tak diimbangi dengan penguatan posisi diplomasi ekonomi.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh pengajar Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Joko Susanto, M.Sc., Jumat (25/8).
“Kita punya inisiatif yang bagus tapi pada saat yang sama kita masih belum jelas posisinya,” tutur Joko dalam sarasehan bertajuk “Optimalisasi Pembangunan Daerah melalui Diplomasi Ekonomi Indonesia pada Forum G-20”.
Indonesia is a big boy at the crossroads. Reformasi membawa kita pada persimpangan. Namun, pada aspek ekonomi, kita lebih menekankan pada scale dibandingkan effective power. Ini lebih memuat aspek politik dibandingkan kinerja ekonomi,” tambahnya.
Airlangga Pribadi Kusman, Ph.D., dalam forum yang sama, mengatakan ada sejumlah fenomena di Indonesia yang mendorong kalangan intelektual melakukan intervensi kebijakan terhadap pemerintah. Mengutip laporan Bank Dunia, problem ketimpangan di Indonesia menunjukkan harta separuh penduduk Indonesia setara dengan satu persen kelompok masyarakat.
Namun, pengajar Departemen Ilmu Politik FISIP memaparkan sejumlah persoalan akademis yang dihadapi kaum intelektual.
“Produksi karya ilmiah peneliti Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN. Publikasi internasional oleh peneliti Indonesia berada di peringkat 61 di bawah Malaysia, Singapura, dan Thailand,” terang doktor lulusan Universitas Murdoch, Australia.
Selain akademisi, sarasehan tersebut juga dihadiri oleh kalangan pemerintahan. Kepala Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Aparatur Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Pemkot Surabaya Wawan Windarto menyampaikan, pembangunan ruang-ruang publik adalah sebuah upaya Kota Pahlawan mensejajarkan diri dengan negara-negara anggota G-20.
“Pemkot Surabaya senantiasa membuat ruang terbuka untuk publik, misalnya dengan membuat taman aktif sebagai tempat masyarakat untuk berinteraksi dan bersosialisasi,” tutur Windarto.
Direktur Pembangunan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Muhsin Syihab mengapresiasi pelaksanaan sarasehan yang diselenggarakan oleh lembaganya dan UNAIR.
Menurut Syihab, gagasan-gagasan yang disampaikan dalam sarasehan ini banyak memberi masukan konstruktif kepada Kemenlu RI.
“Analisis dari kelompok akademisi mengenai kekuatan dan kekurangan forum G-20 akan dijadikan sebagai rujukan untuk memanfaatkan peran Indonesia secara maksimal. Harapannya, kehadiran kami dapat menjadi stimulan dan inspirasi bagi mahasiswa FISIP UNAIR untuk membaca dan melakukan riset terkait G-20 dan relevansinya terhadap pembangunan di Indonesia,” pinta Syihab kepada sivitas akademika yang hadir di Aula Soetandyo FISIP UNAIR.

Daftar Fakultas di Universitas Airlangga :
  1. Fakultas Kedokteran
  2. Fakultas Kedokteran Gigi
  3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  4. Fakultas Hukum
  5. Fakultas Psikologi
  6. Fakultas Farmasi
  7. Fakultas Ilmu Budaya
  8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
  9. Fakultas Kesehatan Masyarakat
  10. Fakultas Sains dan Teknologi
  11. Fakultas Perikanan dan Kelautan
  12. Fakultas Kedokteran Hewan
  13. Fakultas Keperawatan
  14. Fakultas Vokasi
  15. Sekolah Pasca Sarjana



Cari juga bahan risetmu di sini

Selasa, 15 Agustus 2017

Tenaga Medis

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Kewirausahaan (PKMK) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga berhasil membuat peralatan sarana klinis untuk mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan kesehatan yang berupa Electronical Injecting Mannequin (ELIQUIN).

Produk inovatif ELIQUIN yang dibanderol dengan harga Rp 599.000 ini, diyakini lebih murah, lebih fleksibel, dan fungsional dibandingkan dengan produk manekin impor yang harganya mencapai Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Program PKM ini telah lolos seleksi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang kemudian menghibahkan dananya untuk penelitian dan pengembangannya.

Lidya Pertiwi, mewakili Tim PKMK-nya, menjelaskan bahwa ELIQUIN merupakan alat peraga injeksi yang diyakini sebagai produk dalam negeri pertama yang menggabungkan dua aplikasi injeksi, yakni injeksi intramuskular dan intravena dalam bentuk manekin tangan manusia yang berisi sensor dan diletakkan pada lokasi injeksi.

Dalam dunia kedokteran, tambah Lidya, keterampilan klinis merupakan salah satu penentu amat penting dalam mendiagnosis dan penatalaksanaan masalah kesehatan. Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012, seorang dokter dituntut mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan kesehatan dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri, dan keselamatan orang lain.

”Jadi ketrampilan klinis menyuntik secara intravena dan intramuscular merupakan satu hal esensial yang wajib dikuasai oleh tenaga medis. Untuk itu kami berharap dengan keberhasilan inovasi ini akan memberikan solusi bagi tenaga medis untuk mengasah kemampuan dan kompetensi dalam hal ketrampilan tersebut melalui produk ELIQUIN ini,” kata Lidya.
ELIQUIN
SEBUAH petunjuk cara kerja pada peralatan medis ELIQUIN. (Foto: Istimewa)
Selain Lidya Pertiwi sebagai ketua tim, empat mahasiswa FK UNAIR anggota PKMK ini adalah Siti Ermawati, Mega Rizkya, Annisa Aulia, dan Muchlas Rabbani.

”Jadi jika seorang pengguna secara benar dalam melakukan injeksi intramuskular, maka sensor akan mengeluarkan bunyi dan lampunya menyala,” papar Lidya Pertiwi mengenai produknya.

Sensor pada produk ini diletakkan pada lokasi, kedalaman, dan sudut kemiringan injeksi yang akurat dan disesuaikan dengan anatomi tubuh manussia. Selain itu, ELIQUIN ini dilapisi oleh bahan lateks yang tahan lama, halus dan sesuai dengan anatomi kulit manusia, sehingga pengguna akan merasa nyaman dan tidak merasa canggung saat berhadapan dengan pasien.

Selain itu, ELIQUIN juga mempunyai slot baterai A2 yang mudah didapatkan di pasaran. Produk ini dikemas dengan tas cantik yang flexible untuk bisa dibawa kemana-mana menyesuaikan target, yaitu mahasiswa jurusan kesehatan dan institusi pendidikan dalam bidang kesehatan yang notabenemereka memiliki mobilitas tinggi dan aktivitas yang cukup padat.

Produk inovatif ELIQUIN ini dibanderol seharga Rp 599.000. Harga ini jauh lebih terjangkau jika dibandingkan dengan produk manekin impor yang notabene hanya memiliki satu fungsi injeksi, harganya berkisar antara 1,5 juta hingga Rp 2 juta.

”Sehingga ELIQUIN jauh lebih murah, flexible, dan fungsional dibanding produk manekin yang ada di pasaran. ELIQUIN A Must Have Medical Mannequin,” kata Lidya didampingi Siti Ermawati.



Daftar Fakultas di Universitas Airlangga :
  1. Fakultas Kedokteran
  2. Fakultas Kedokteran Gigi
  3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  4. Fakultas Hukum
  5. Fakultas Psikologi
  6. Fakultas Farmasi
  7. Fakultas Ilmu Budaya
  8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
  9. Fakultas Kesehatan Masyarakat
  10. Fakultas Sains dan Teknologi
  11. Fakultas Perikanan dan Kelautan
  12. Fakultas Kedokteran Hewan
  13. Fakultas Keperawatan
  14. Fakultas Vokasi
  15. Sekolah Pasca Sarjana

Cari juga bahan risetmu di sini

Diabetes

Kekayaan bahan pangan di daerah dimanfaatkan oleh para mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Kelima mahasiswa yang beranggotakan Erwin Chandra (2014), Ayub Ashari (2014), Evita Zuhrufi (2014), Nana Rizki (2014), dan Andiena Elsafira (2015) berhasil mengolah kacang komak (Lablab purpureus) menjadi bubur cepat saji.

Produk olahan kacang komak berupa bubur instan kemasan ini dinamai Bepair. Bepair, kependekan dari Beta Pankreas Repair merupakan gagasan kelima mahasiswa yang dituangkan dalam proposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaan (PKM-K) tahun 2017.

Proposal PKM-K berjudul “Bepair: Beta Pankreas Repair sebagai Inovasi Produk Nutraceutical berbasis Kacang Komak (Lablab purpureus) dalam Upaya Preventif dan Kuratif Penderita Diabetes Militus” berhasil mendapatkan pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk bisa melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-30.

Erwin selaku ketua tim Bepair mengatakan, kacang komak cukup banyak ditemukan di wilayah asalnya, Pasuruan. Namun, polong komak tersebut belum memiliki nilai tambah sehingga masih jarang masyarakat yang mengkonsumsi.

“Di Pasuruan banyak ditemukan kacang komak namun penggunaannya rendah. Padahal, khasiat kacang komak sudah teruji secara praklinis untuk menurunkan kolesterol dan diabetes sehingga kami tinggal meng-create dan memformulasikan agar aplikasinya acceptable di masyarakat yaitu melalui bubur instan,” terang Erwin.

Produk pangan sehat “Bepair” yang dibuat oleh Erwin dan tim menggunakan bahan-bahan yang memiliki serat tinggi dan rendah kalori. Selain kacang komak, mereka juga memanfaatkan jagung, oat, dan tambahan perisa. Menurutnya, bahan-bahan tersebut memiliki indeks glikemis yang rendah.
“Kita ketahui hampir 90 persen penyakit diabetes terjadi karena pola konsumsi yang tidak benar. Oleh karena itu, kami menciptakan healthy food yang dapat dikonsumsi secara rutin oleh masyarakat. Selain dikonsumsi sebagai makanan, produk Bepair dapat juga dimanfaatkan sebagai obat yang menyehatkan,” tutur Erwin.

Erwin dan tim mengembangkan empat varian rasa bubur instan Bepair. Yakni, vanilla, stroberi, pisang, dan hazelnut. Para pelanggan bisa memilih keempat rasa berdasarkan selera masing-masing. Ke depan, tak menutup kemungkinan mereka akan mengembangkan varian rasa yang baru seperti abon dan rendang agar mengakrab di lidah pelanggan.

Konsumen bubur instan Bepair juga tak diribetkan dengan cara penyajian bubur instan kacang komak. Konsumen cukup membuka tutup kemasan dan menyeduh bubur dengan air panas secukupnya. Tak perlu menunggu lama, bubur instan kacang komak yang dihargai Rp 7 ribu per kemasan sudah siap disantap.

Ketahanan produk
Meski baru seumur jagung, produk yang bermodal dua juta rupiah ini terus dilirik oleh para pelanggan. Di setiap masa produksi, kelima mahasiswa Farmasi tersebut membuat minimal 60 kemasan.

Di awal produksi pada bulan Maret sampai akhir April, bubur instan Bepair sudah terjual sebanyak 240 kemasan. Para pelanggan bubur kacang komak berasal dari berbagai daerah Indonesia seperti Surabaya, Malang, Nganjuk, hingga Kalimantan.

“Terkait dengan testimoni, kebanyakan mereka (pelanggan) baru tahu ada kacang komak dan baru tahu juga khasiatnya. Padahal, kacang komak adalah tanaman yang sudah banyak tumbuh dan ada pertaniannya,” imbuh Erwin yang juga mahasiswa S-1 Pendidikan Apoteker.

Tak pendek akal, di era milenial seperti sekarang, mereka memasarkan produknya secara dalam jaringan maupun luar jaringan. Pelanggan bisa menemukan produk Bepair melalui akun media sosial seperti LINE dan Instagram. Selain itu, tim juga mengenalkan bubur instan dari mulut ke mulut.
Pelanggan juga tak perlu khawatir dengan keamanan produk bubur kacang komak bikinan mahasiswa Farmasi. Mereka mengerahkan segenap ilmu dan memanfaatkan fasilitas laboratorium di kampus untuk menguji produknya.

Erwin mengaku, pihaknya cukup awas dengan pemilihan bahan baku. Mereka memilih kacang komak organik dari para petani yang dipercaya untuk mensuplai bahan baku kepada para pengolah produk.

Dalam masa produksi, mereka juga memperhatikan ketahanan produk, cita rasa, dan kebersihan. Sejauh ini, produk bubur instan kacang komak mampu bertahan selama satu bulan pasca produksi. Dari aspek kebersihan, Erwin dan tim yang juga berperan sebagai pengolah produk mengenakan alat pelindung sesuai standar manufaktur, seperti sarung tangan, masker, dan head cap.
Oleh sebab itu, pelanggan tak perlu ragu untuk mencicip dan menjadikan bubur instan kacang komak sebagai konsumsi harian.

“Bepair dapat menyehatkan pankreas sehingga diabetes dapat jauh dari tubuh kita. Dengan hanya tujuh ribu rupiah, konsumen bisa makan yang kenyang namun menyehatkan,” pungkas Erwin.



Daftar Fakultas di Universitas Airlangga :
  1. Fakultas Kedokteran
  2. Fakultas Kedokteran Gigi
  3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  4. Fakultas Hukum
  5. Fakultas Psikologi
  6. Fakultas Farmasi
  7. Fakultas Ilmu Budaya
  8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
  9. Fakultas Kesehatan Masyarakat
  10. Fakultas Sains dan Teknologi
  11. Fakultas Perikanan dan Kelautan
  12. Fakultas Kedokteran Hewan
  13. Fakultas Keperawatan
  14. Fakultas Vokasi
  15. Sekolah Pasca Sarjana

Cari juga bahan risetmu di sini

Kamis, 10 Agustus 2017

Kulit Pisang

Di Kelurahan Boyolangu, salah satu sentra penghasil pisang terbesar di Kabupaten Banyuwangi, kulit pisang menjadi persoalan tersendiri. Dianggap sebagai limbah dan selayaknya harus dibuang. Padahal, ada banyak manfaat gizi yang cukup lengkap terkandung dalam kulit pisang, jika kita dapat mengolahnya.
Karena itulah untk memanfaatkan benda yang seakan sudah tak berguna tadi, tim mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi, melakukan pelatihan bisnis mengolah kulit pisang menjadi produk bernilai ekonomis sebagai upaya meningkatkan pendapatan masyarakat, kepada Ibu-ibu PKK Kelurahan Boyolangu, Kabupaten Banyuwangi.
Mahasiswa yang mengabdikan diri para pemberdayaan masyarakat tersebut adalah Tsania Ysnaini Mawardi (angkatan 2016, ketua tim), Dessy Rizky Putri (2016), Indah Oktavia Utami (2016), Tri Nur Afiyah Wulandari (2015), dan Rosalinda Mattylda (2014).
Menurut Tsania Ysnaini, selaku Ketua tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) UNAIR Banyuwangi, hasil pelatihan itu sekarang ibu-ibu rumah tangga anggota PKK di Kel. Boyolangu yang rata-rata tidak bekerja, kini terampil membuat produk minuman segar dari kulit pisang, keripik buah pisang, dan makanan lain yang terbuat dari pisang.
“Kami menginisiasi segera terbentuk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dan menghasilkan produk untuk menopang penghasilan keluarga. Selain itu jumlah limbah kulit pisang yang cukup banyak akan teratasi menjadi produk yang miliki nilai jual dan menguntungkan karena dimanfaatkan sebagai bahan pangan,” kata Tsania.
Di desa itu diakui banyak pohon pisang yang sengaja ditanam di sepanjang rel di seberang rumah warga. Secara tidak langsung pula menjadikan buah pisang sebagai makanan semi-pokok bagi warga setempat. Bahkan semua warung kopi menyediakan makanan dari pisang, misalnya pisang goreng, sale dan keripik.
Ditambahkan, selama ini masyarakat awam tidak banyak mengetahui bahwa pisang, baik buah, daun, batang, jantung, dan kulitnya sekalipun, dapat dimanfaatkan. Menurut Basse (2000), porsi (volume) kulit pisang itu cukup banyak, mencapai sepertiga dari buah pisang sebelum dikupas. Kandungan gizi kulit pisang juga cukup lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh manusia.
PKMM “Banana Skin (Banskin) Business ini hadir untuk memberikan pelatihan bisnis. Tujuannya untuk mengubah mindset para mitra yang sebelumnya menganggap kulit pisang hanyalah limbah, padahal bisa dibuat menjadi suatu produk. Luaran lain yang diharapkan adalah terbentuknya UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) pada kader yang telah dilatih tersebut.
Dari pre-test yang dilakukan pada kelompok ibu-ibu PKK di Kelurahan Boyolangu tersebut hampir semua ibu-ibu anggota PKK yang tidak bekerja, hanya menjadi ibu rumah tangga, bahkan sebagian besar hanya lulusan SD. Meski begitu, 50% dari mereka punya impian bisa buka suatu usaha di masa depan.

Tim PKMM melakukan pelatihan bisnis Banskin Business sebanyak 4 kali. Tim bukan hanya mengajari bagaimana mengolah kulit pisang menjadi produk bernilai ekonomis, namun juga mengajarkan packaging, kandungan gizi, hingga perijinan perihal UMKM di Kabupaten Banyuwangi. Tim juga menghadirkan pemateri dari UMKM dan Dinas Kesehatan Kab. Banyuwangi. 
Daftar Fakultas di Universitas Airlangga :
  1. Fakultas Kedokteran
  2. Fakultas Kedokteran Gigi
  3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  4. Fakultas Hukum
  5. Fakultas Psikologi
  6. Fakultas Farmasi
  7. Fakultas Ilmu Budaya
  8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
  9. Fakultas Kesehatan Masyarakat
  10. Fakultas Sains dan Teknologi
  11. Fakultas Perikanan dan Kelautan
  12. Fakultas Kedokteran Hewan
  13. Fakultas Keperawatan
  14. Fakultas Vokasi
  15. Sekolah Pasca Sarjana

Cari juga bahan risetmu di sini